Notifications
List Post

Persyaratan Seorang Rigger

Karena pekerjaan rigging di menara BTS termasuk kategori Pekerjaan di Ketinggian dan Juru Ikat (Rigger), persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat ketat dan wajib dipatuhi.

Berikut adalah ringkasan persyaratan K3 utama untuk seorang Rigger menara telekomunikasi di Indonesia, mengacu pada standar Kemenaker RI dan praktik industri terbaik:


⛑️ Persyaratan K3 Utama Rigger Menara BTS

1. Kompetensi dan Sertifikasi

Seorang Rigger wajib memiliki kompetensi yang diakui secara nasional.

  • Sertifikat Juru Ikat (Rigger) Kemenaker: Sertifikat ini wajib dimiliki untuk membuktikan pengetahuan tentang perhitungan beban, teknik pengikatan, dan penggunaan alat bantu angkat.

  • Sertifikat Bekerja di Ketinggian (TKPK): Menara BTS termasuk area kerja ketinggian. Rigger harus memiliki sertifikat K3 Bekerja di Ketinggian (sering disebut Sertifikat Panjat Tower atau Climber/Rigger Certification), yang mencakup:

  • Kesehatan Fisik: Wajib memiliki surat keterangan sehat dari dokter, karena pekerjaan ini membutuhkan kondisi fisik prima, tidak memiliki fobia ketinggian (acrophobia), dan tidak memiliki riwayat penyakit yang bisa kambuh mendadak (seperti vertigo, jantung, atau epilepsi).

2. Alat Pelindung Diri (APD) Wajib

Semua APD harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar internasional yang berlaku dan diperiksa kelayakannya sebelum digunakan.

Kategori APDDetail PeralatanFungsi Kunci
Pelindung JatuhFull Body Harness (Tipe D-Ring depan dan belakang)Mengamankan tubuh, mendistribusikan gaya jatuh ke area yang kuat. Harus ditarik dari pabrik.
Double Lanyard (dengan Shock Absorber)Memastikan teknik 100% Tie-Off (selalu terikat minimal satu lanyard saat bergerak/memanjat). Shock absorber berfungsi meredam energi saat terjadi jatuh.
Fall Arrester / Rope GrabAlat penahan jatuh vertikal yang bergerak bebas ke atas, tetapi mengunci otomatis saat ada tarikan mendadak ke bawah.
Anchor PointTitik ikat yang aman (biasanya struktur menara itu sendiri) dengan kekuatan tarik minimum yang disyaratkan.
Pelindung KepalaSafety HelmetMelindungi dari benturan atau kejatuhan benda dari atas. Wajib dilengkapi Chin Strap (tali dagu) agar helm tidak terlepas saat memanjat.
Pelindung TanganSafety GlovesMelindungi tangan dari gesekan tali, kabel tajam, atau struktur menara yang panas/kasar.
Pelindung KakiSafety ShoesWajib sole anti-selip dan ujung besi (steel toe) untuk melindungi kaki dari kejatuhan material dan bahaya terpeleset.
Peralatan TambahanRompi Hi-VisibilityAgar mudah terlihat, terutama pada kondisi cahaya rendah.
Alat Komunikasi (HT/Radio)Komunikasi dua arah yang jelas antara Rigger di atas dan Tim di bawah.

3. Prosedur Kerja K3

  • Job Safety Analysis (JSA) / Analisis Keselamatan Kerja: Wajib dilakukan sebelum memulai pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan menentukan langkah pengendalian.

  • Work Permit (Izin Kerja): Pekerjaan di ketinggian tidak boleh dimulai tanpa work permit yang sah dari pengawas atau pemilik lokasi.

  • 100% Tie-Off: Aturan paling dasar. Setiap Rigger/Climber harus memastikan dirinya selalu terikat pada struktur yang kuat selama memanjat, bergerak, dan bekerja.

  • Pengamanan Alat (Tool Lanyard): Semua perkakas tangan (kunci pas, obeng, dll.) yang dibawa ke atas wajib diikatkan pada pergelangan tangan atau harness Rigger menggunakan tali pengaman (tool lanyard) untuk mencegah kejatuhan alat yang bisa melukai tim di bawah.

  • Pemasangan Gin Pole: Alat bantu angkat (gin pole) harus dipasang dan dihitung kapasitasnya dengan benar sesuai beban maksimum yang akan diangkat.

  • Zona Bahaya (Exclusion Zone): Wajib memasang pembatas (barrier) di sekitar area dasar menara (zona bahaya) untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk dan terkena kejatuhan material.


Intinya: Keselamatan Rigger menara BTS adalah tanggung jawab kolektif. Setiap Rigger harus dilatih, bersertifikat, dan selalu menggunakan APD yang layak sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh Kemenaker dan standar industri.

|
Scroll to top